Selasa, 03 Januari 2017

My 'Skripsi' Story

sumber gambar : akadusyifa.wordpress.com

Ahhh…Skripsi…kalo diingat-ingat sangat banyak lika-likunya, belok kanan, belok kiri, lurus, muter-muter, nyungsep, mentok, balik lagi, nyasar ke seluruh penjuru mata angin dan akhirnya sampai ke tempat tujuan. Sebelum menyusun skripsi tentunya ada suatu ritual yang harus dilakukan, yaitu penelitian. Setelah KKN, aku dan temen-temen pada sibuk nyari dosen buat nanya-nanya tentang proyek penelitian, siapa tau bisa ikutan..kan lumayan banget hemat biaya..hihi.
Alhamdulillah setelah beberapa minggu nyari dan nngorek-ngorek info, aku dan beberapa teman-temanku mendapatkan kesempatan itu..wahh..seneng banget rasanya. Tapi, ada yang mengganjal dan kurang ‘sreg’ sebenarnya pada saat itu karena komoditi yang ditanam adalah tanaman kacang tanah (Arachis hypogaea ). Kacang tanah sendiri rata-rata umurnya 3 bulanan..aku fikir pasti akan sangat lama, apalagi lokasi penelitiannya sangat jauh dari kota, butuh sekitar 2 jam perjalanan. Akan tetapi kelebihannya adalah, minggu depan kami langsung penelitian dan bisa sambilan membuat proposalnya. Selain itu, sarana dan prasarana untuk penelitian dan dosen pembimbingnya pun sudah ada.
Setelah 3 bulan berlalu dan proposal pun belum kelar-kelar juga..haha..aroma-aroma malas mulai menghantui pada saat itu. Aku sempat menghilang selama 1 bulan karena malas..hehe..jangan ditiru yaa. Melihat beberapa teman-teman udah mau seminar ditambah dengan dorongan keluarga dan seseorang *eaaa*, aku mulai bangkit lagi untuk menyelesaikan proposal itu dan setelah 4 kali konsul akhirnya di ACC..horaayy..
Oh yaa..ada sedikit cerita tentang Dosen Pembimbing 1. Awalnya takut banget konsul sama beliau, duhh…keringet dingin, detak jantung nggak karuan, kaki gemeteran. Dari judul sampai halaman terakhir nggak ada yang selamat :’D But, it’s okay..aku malah seneng beliau nyoret-nyoret, sambil diomelin sambil dijelasin juga. Kalo strategiku sih pake perekam suara di hp, karena beliau juga ngomongnya kayak orang balapan..hihi. Lama kelamaan akhirnya terbiasa juga sama beliau.
Kalo tentang Dosen Pembimbing 2..beuhh…baik banget..istri beliau juga dosen di fakultasku. Kemana-mana always berdua..kalo aku konsul sama bapak..nggak jarang ibu juga yang ikut temani. Hehe..aku jadi obat nyamuk :’D coba aja aku bisa ngajak si Oppa konsul sama aku..wkwk. Dulu sering juga sih konsul di rumah beliau..ramah banget dah bapak sama ibu..rasanya udah kayak anak mereka.

-----BACK TO SKRIPSI-----

Setelah proposal di jilid, minta tanda tangan, minta stempel, balikin lagi ke dosennya. Pulang ke kos, ngurus data-data pengamatan untuk diolah datannya pake software gitu dan dihitung dan diperiksa lagi secara manual lagi. Duhh..sumpah..aku nggak suka menghitung :( Setelah selesai olah data yang bikin pusing lebih dari tujuh keliling, inilah klimaks dari Skripsi yaitu BAB IV. Malasku mulai menyerang dan menghilang hampir 2 bulan lamanya. Entahlah..aku memang manusia yang merugi udah sia-sia-in waktu segitu banyaknya. Aku bingung bagaimana cara membahas skripsi itu…Ya Allah :’( kenapa skripsi bisa bikin orang semalas ini, padahal skripsi beda-beda tipis sama laporan praktikum. Ternyata bukan cuma aku aja, temen-temen yang lain juga begitu.
Suatu hari aku sangat cemas, aku terpikir akan orang tua dan beasiswaku. Maklumlah kuliah dibiayain sama negara selama 4 tahun karena orang tua nggak punya cukup biaya untuk kuliahku. Akhirnya aku bangkit lagi dari kemalasanku. Aku mulai mencari literatur-literatur yang sesuai dengan skripsiku dan membacanya satu persatu, serta merangkumnya. Alhamdulillah..akhirnya aku menyelesaikannya. Siap untuk konsul besok!Beberapa hari kemuadian, bapak-bapak tersebut sudah selesai membaca skripsiku..hasilnya adalah ZONK!!! Pembahasannku ternyata masih amburadul..haha..biasalah, baru pertama. Yah...revisi lagi deh. Total revisi awal untuk pembahasan adalah 3 kali. Konsul-konsul selanjutnya sudah mulai lancar dan beberapa harus direvisi lagi. Yang paling bikin kzl dan zbl itu kalo pas nge-print tiba-tiba tinta abis, print-nya error, salah nge-print, padahal lagi buru-buru. Ada suatu hal yang menurutku aneh pada saat aku ngerjain skripsi. Entah kenapa kalo dengerin lagu dangdut pas lagi ngerjain skripsi, ini otak jadi rileks dan pemikiran menjadi terbuka. Selain itu jadi lebih bersemangat dan lebih moody buat ngerjainnya.
Mungkin diantara kalian banyak yang diberrikan fasilitas berupa kendaraan oleh orang tua kalian. Tapi alhamdulillah sampai semester akhir, aku belum juga diberikan fasilitas itu…yaa..aku mengerti bagaimana keadaan orang tuaku. Selama aku kuliah aku selalu diantar jemput oleh sahabat-sahabatku..aku bahagia dan bersyukur mempunyai mereka. Tapi ada saat dimana mereka nggak bisa membantuku. Aku sangat bersyukur Allah SWT memberikanku sepasang kaki dan jari-jari yang lengkap untukku berpijak, berjalan, dan berlari. Terkadang aku pergi ke kampus dengan berjalan kaki, lumayan jauh juga sih dari kos. Tatkala bapak-bapak dosen tiba-tiba SMS pagi-pagi untuk konsul, aku jadi kelabakan..mau minta tolong ngga enakan, karena berangkatnya harus pagi-pagi. Pilihannya ya cuma jalan kaki dengan keceptan tinggi.. haha. Aku percaya Allah memberikanku kebaikan disetiap langkahku, karena aku sedang berjihad mencari ilmu. Kalau kita sabar dan ikhlas, sejauh apapun kita berjalan pasti nggak terasa capeknya. Walau keringat bercucuran, nafas sudah terengah-engah, tapi semangatku tetap membara. Well..selalu sedia parfum di tas…hehe. Apa gunanya kaki kalau tidak dipakai?jalan kaki kan juga sehat. Menurutku itulah perjuanganku yang paling manis selama di dunia pendidikan. Kelak akan ku ceritakan kepada anak-anakku tentang perjuanganku ini. Yipiiii….!!
Sudah beberapa kali jadi penghuni pertama di kampus, kadang satpamnya juga belum dateng. Kalo mobil sedan hitam udah dateng..senengnya bukan main..itu pertanda Bapak 1 dateng. Kalau motor Mio atau mobil Avanza Biru yang dateng, itu pertanda Bapak 2. Setelah 5 kali konsultasi skripsi, akhirnya aku diberi lampu hijau untuk seminar hasil penelitian. Huaaaa..seneng dan deg-degan udah nyampur aduk dah pokoknya. Sebenernya waktu udah semakin mepet menuju ‘YUDISIUM’ sisa waktu 2 minggu lagi. Aku sangat cemas waktu itu karena bapak-bapak yang kerja dijurusan bilang minggu depan adalah batas terakhir ujian dan minggu selanjutnya pra-yudisium. Kalo tidak ikut pra-yudisium nggak bisa yudisium, serta  bulan ini adalah yudisium terakhir untuk periode wisuda bulan Oktober 2016. Sementara beasiswaku habis di semester 8 ini, jika aku tidak dapat yudisium bulan ini, otomatis aku harus membayar SPP. Haduwwhh..cemas sekali rasanya. Aku menceritakan semuanya ke orang tua ku tentang keadaan ini. Mereka pun sudah ikhlas jika aku nggak bisa di Yudisium bulan Juni 2016.  Aku meminta doa dari kedua orang tuaku, agar semuanya dimudahkan, termasuk diadakannya lagi yudisium bulan Juli 2016. Karena tinggal selangkah lagi aku bisa menjadi Sarjana Pertanian. Aku benar-benar tidak mau menambah beban orang tuaku untuk membayar SPP.
Keesokan harinya, aku berusaha memberitahukan semua permasalahanku kepada dosen-dosen pembimbing, agar mereka mempercepat ujian skripsiku. Tapi mereka hanya punya waktu hari Rabu, sedangkan pra-yudisium hari Selasa minggu depan. Nyakit nggak sih..mana mungkin bisa selesaiin semua berkas, jilid skripsi, tanda tangan skripsi, stempel, dan burning CD dalam waktu beberapa hari. Mau nangis rasanya.
Tepat H-1 ujian skripsi, aku tiba-tiba ditelpon oleh seorang temanku, dia membawa kabar bahagia, bahwa pra-yudisium diiundur sampai minggu depannya lagi. Alhamdulillah..doa orang tua, terutama ibu adalah doa yang paling mujarab di muka bumi ini, apalagi ini adalah bulan Ramadhan. Hari Rabu telah tiba, jam 12.00 siang akhirnnya aku ujian skripsi. Itulah saat-saat mendebarkan..tapi aku tetap harus rileks di depan Dosen Pembimbing 1 dan 2, serta Dosen Penguji. Selama dua jam aku dicercai pertanyaan-pertanyaan dari skripsiku, ternyata lebih menjurus ke diskusi sih. Ternyata nggak serem-serem amat hehe. Malah mereka tertawa terbahak-bahak, ketika aku menjawab pertanyaan mereka yaitu “Biji kacang tanah bisa dimanfaatkan untuk apa saja?”, aku menjawab “bisa dibuat sayur, bahan kosmetik, dan bumbu pecel, pak !”..haha.
Setelah rempong sana sini ngurusin persyaratan, tanggal 30 Juni 2016, akhirnya aku yudisium, sudah resmi dan sah menjadi Sarjana Pertanian dan juga Alumni Fakultas Pertanian. Yeay..nambah tanda koma (,) dan dua huruf kapital dibelakang nama, menjadi Hatma Anggraini Amalia, SP. *tambah panjang kan jadinnya*. Pada hari Selasa, 25 Oktober 2016 aku di wisuda dan mendapatkan ijazah :D. Oiya..pas wisuda aku sama mama nggak dandan di salon, tapi beli kosmetik sendiri abis itu yang dandanin sahabatku, Ayun. Bersyukur banget punya sahabat yang pinter dandan kayak dia :') menurutku lebih bagus seperti itu, karena kosmetiknya bisa dipake dalam jangka panjang, kalo dihitung-hitung sih lebih murah daripada ongkos ke salon aku dan mama. Hasilnya pun nggak jauh beda sama yang di salon.
             



Rabu, 29 Januari 2014

Penelitian Tembe Nggoli (Kain Tenun Tradisional) Khas Bima, Nusa Tenggara Barat

Penelitian ini dilakukan pas waktu SMA kelas 2. Bertempat di Desa Runggu Kec.Belo, Kabupaten Bima, NTB
berikut foto-fotonya :
ini adalah gambar alat dan bahan, serta kainnya yang baru setengah jadi, masih tradisional banget kan ?

nah, berawal dari benang inilah kain tersebut dibuat :)

Asikkk..gambar di atas ini, benangnya lagi dalam proses pemintalan..ayo, putar terus alatnya..harus rapi ya..hehe. Setelah itu sampai pada tahap utama, yaitu penenunan :


Wahh..ibu-ibu dan para remaja perempuan disana sudah banyak yang mahir menenun loh. Banyak motif dan tingkat kerumitan yang berbeda-beda.
Taraaaa..!!!inilah hasil kain tenun (Tembe Nggoli) Khas Bima, NTB ^^
Tembe nggoli ini banyak manfaatnya yaitu sebagai selimut, kain untuk sholat, oleh-oleh, dan masih banyak lagi. Yang paling menonjol dari masyarakat Bima, tembe nggoli digunakan oleh para wanita sebagai rimpu (seperti jilbab untuk menutupi aurat)



Ada yang mau coba? Mai ta lao mena aka Mbojo :D